Tarikan Motor Berat? Wah, Bisa Jadi Ini Dia Penyebabnya

Tarikan Motor Berat? Wah, Bisa Jadi Ini Dia Penyebabnya


Menurunya tenaga pada motor kali bisa dari beberapa faktor|Motorexpertz|Motorexpertz

MOTOREXPERTZ - DFC Motor kedatangan pasien motor, yang katanya mengeluhkan performa motornya dirasa berat. Kebetulan, motor yang terparkir di bengkelnya Yamaha Mio model lama dengan sistem karburator.

Masalah ini juga berlaku untuk semua jenis motor yang masih menggunakan karburator, ya. Lanjut, kata Tompel, si pemilik merasa kalau performa motornya menurun, di mana yang dirasakannya kinerja motor rasanya berat.

Tompel berinisiatif kalau masalah ini mesti dicek dulu satu persatu. "Enggak bisa kita langsung vonis, kita perlu deteksi dulu di mana masalah sebenarnya. Sebab, menurunnya performa juga banyak faktornya," jelas Tompel.

Beberapa faktor yang kerap dijumpai Tompel, untuk motor-motor standar harian, biasanya karburator perlu ditreatment dengan bersih dan kalau matik, cek bagian CVT.

Nah, setelah dideteksi, faktor-faktor yang disebut itu, kata Tompel, bukanlah biang keroknya. Tompel menyebutkan ciri-cirinya, pertama kalau karburator kotor; "Biasanya kondisi motor tidak langsam, motor mudah mati dan ketika digeber, akan ada sedikit gejala berebet. Tapi ini enggak," terang Tompel.

(BACA JUGA:Honda BeAT Street Alami Gejala ‘Jeduk’ di Shock Depan, Apa Penyebabnya?)

Lalu untuk di bagian CVT, ciri-ciri yang menurut Tompel kuat sebagai biang keroknya adalah belt CVT yang mangalami pecah-pecah. "Belt kalau sudah pecah-pecah, performa akan menurun karena beltnya melar dari biasanya," bilang Tompel, yang bisa dijumpai di bilangan Diklat Pemda, Dukuh Pinang, Tangerang.

Setelah dilakukan pengecekan, ternyata masalahnya adalah tali gas yang sudah uzur menjadi kendala motor ini. "Mungkin yang dimaksud tarikan berat oleh pemilik motornya adalah tarikan gasnya, bro. Setelah kita cek, memang talinya sudah berkarat. Kemungkinan umur sudah sangat lama, nih," tukas Tompel.

Ya, efek dari karat pada bahan serat besi pada tali gas akan membuat tarikan rasanya berat. "Putaran gas sudah maksimal, tapi performa motor gitu-gitu aja, sulit untuk mencapai putaran tinggi. Alhasil, motor kayak keong, lemot," ujar mekanik humoris itu.

Oleh karena itu, maka peranti ini harus diganti dengan yang baru. "Tapi mesti hati-hati, tali gas ada kualitas yang bagus dan kurang bagus. Yang kurang bagus itu tali gas KW. Kalau kita lebih baik pakai part originalnya," ucap Tompel.

(BACA JUGA:Kontrol Emosi Berkendara di Saat Puasa, Ini Tipsnya)

Katanya, antara produk KW dan orisinal sangat berbeda. "Kalau yang orisinal tarikan gasnya jauh lebih enteng. Kalau yang KW kualitas gak tahan lama, entengnya hanya di awal-awal saja. Beberapa bulan kemudian pasti akan berat," tandas Tompel.

Untuk tali gas, di bengkelnya ini tompel menjualnya dengan harga Rp 80 ribuan Yamaha Mio lama, dengan ongkos jasa bongkar pasang Rp 20 ribu. Alhasil, pemilik motor yang mengalami hal yang sama, kurang lebih harus sedia biaya maksimal Rp 100 ribuan.

Temukan konten motorexpertz.com menarik lainnya di Google News

Sumber: